This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha - Premiumbloggertemplates.com.

Senin, 25 November 2013


Minggu, 24 November 2013


Geografi
Daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,Tembalang dan Banyumanik. Pusat pertumbuhan di Semarang sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk muncul menjadi kota kecil baru, seperti di Semarang bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk Kota Semarang bagian atas menjadikan daerah ini cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang mendukung aktivitas penduduk dalam bekerja maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi. Banyumanik menjadi pusat pertumbuhan baru di Semarang bagian atas, dikarenakan munculnya aglomerasi perumahan di daerah ini. Dahulunya Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat tinggal penduduk Semarang yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town). Namun saat ini daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota Semarang, dengan dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang terjangkau. Fasilitas perdagangan dan perumahan baru banyak bermunculan di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada Swalayan, Perumahan Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan baik negeri maupun swasta, seperti Undip, Polines, Unika, dll, dengan dukungan akses jalan tol dan terminal moda yang memperlancar transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini dikarenakan kondisi lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.
Sejarah
Daftar wali kota[sunting | sunting sumber]
Sejak 1945[sunting | sunting sumber]
- Mr. Moch.lchsan
- Mr. Koesoebiyono (1949–1 Juli 1951)
- RM. Hadisoebeno Sosrowerdoyo (1 Juli 1951–1 Januari 1958)
- Mr. Abdulmadjid Djojoadiningrat (7 Januari 1958–1 Januari 1960)
- RM Soebagyono Tjondrokoesoemo (1 Januari 1961–26 April 1964)
- Mr. Wuryanto (25 April 1964–1 September 1966)
- Letkol. Soeparno (1 September 1966–6 Maret 1967)
- Letkol. R.Warsito Soegiarto (6 Maret 1967–2 Januari 1973)
- Kolonel Hadijanto (2 Januari 1973–15 Januari 1980)
- Kol. H. Iman Soeparto Tjakrajoeda SH (15 Januari 1980–19 Januari 1990)
- Kolonel H. Soetrisno Suharto (19 Januari 1990–19 Januari 2000)
- H. Sukawi Sutarip SH. (19 Januari 2000–2010)
- Drs. H. Soemarmo HS, MSi (2010–2013)
- Hendrar Prihadi, SE, MM. (2013-sekarang)
Daftar penguasa Semarang
Di bawah Kerajaan Demak
Kin San/Raden Kusen (1478-1529)[3]
- Ki Ageng Pandan Arang
- Sunan Bayat (Sunan Pandan Arang II)
Di bawah Kesultanan Pajang dan Kesultanan Mataram
Pangeran Kanoman atau Pandan Arang III (1553-1586)
- Mas R.Tumenggung Tambi (1657-1659)
- Mas Tumenggung Wongsorejo (1659 - 1666)
- Mas Tumenggung Prawiroprojo (1666-1670)
- Mas Tumenggung Alap-alap (1670-1674)
- Kyai Mertonoyo, Kyai Tumenggung Yudonegoro atau Kyai Adipati Suromenggolo (1674 -1701)
Di bawah VOC
Raden Martoyudo atau Raden Sumoningrat (1743-1751)
- Marmowijoyo atau Sumowijoyo atau Sumonegoro atau Surohadimenggolo (1751-1773)
- Surohadimenggolo IV (1773-?)
- Adipati Surohadimenggolo V atau kanjeng Terboyo (?)
Pemerintahan Hindia Belanda
Raden Tumenggung Surohadiningrat (?-1841)
- Putro Surohadimenggolo (1841-1855)
- Mas Ngabehi Reksonegoro (1855-1860)
- RTP Suryokusurno (1860-1887)
- RTP Reksodirjo (1887-1891)
- RMTA Purbaningrat (1891-?)
- Raden Cokrodipuro (?-1927)
- RM Soebiyono (1897-1927)
- RM Amin Suyitno (1927-1942)
- RMAA Sukarman Mertohadinegoro (1942-1945)
- D. de Jongh (1916-1927)
- A. Bagchus (1928-1935)
- H.E. Boissevain (1936-1942)
Pemerintahan Republik Indonesia
R. Soediyono Taruna Kusumo (1945-1945), hanya berlangsung satu bulan
- M. Soemardjito Priyohadisubroto (tahun 1946)
Pemerintahan Republik Indonesia Serikat
RM. Condronegoro hingga tahun 1949
Setelah pengakuan kedaulatan
M. Soemardjito Priyohadisubroto (1946-1952)
- R. Oetoyo Koesoemo (1952-1956).


Historiografi
Hanya terdapat sedikit bukti fisik dari sisa-sisa Kerajaan Majapahit,[4] dan sejarahnya tidak jelas.[5] Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama[6] dalam bahasa Jawa Kuno.[7]Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagamamerupakan puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu, hal yang terjadi tidaklah jelas.[8] Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.[8]
Sejarah
Berdirinya Majapahit
Kejayaan Majapahit
Jatuhnya Majapahit
Kebudayaan
"Dari semua bangunan, tidak ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah" [Dalam lingkungan dikelilingi tembok] "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah bagai pemandangan dalam lukisan... Kelopak bungakatangga gugur tertiup angin dan bertaburan di atas atap. Atap itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga, menyenangkan hati siapa saja yang memandangnya".— Gambaran ibu kota Majapahit kutipan dariNagarakertagama.
".... Raja [Jawa] memiliki bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan pulau terbaik kedua yang pernah ada.... Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu berhasil mengalahkannya."— Gambaran Majapahit menurut Mattiussi (PendetaOdorico da Pordenone).[33]